Pada
hari Sabtu tanggal 24 September 2016, bertempat di Puskesmas Kabat telah
diadakan kegiatan simulasi dan pelatihan pemadaman kebakaran. Kegiatan yang
diselenggarakan ini bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Banyuwangi
ini diikuti oleh seluruh karyawan Puskesmas Kabat.
Kegiatan
ini dimulai dengan materi kelas yang disampaikan oleh Bapak Sugeng dari Dinas
Pemadam Kebakaran Kabupaten Banyuwangi. Dalam materi kelas yang berlangsung di
ruang aula Puskesmas ini para peserta
diberikan pemahaman mengenai beberapa hal penting yang berkaitan dengan
peristiwa kebakaran, diantaranya adalah proses terjadinya api (segitiga api),
pemadaman api, dan beberapa materi lainnya.
Menurut
Bapak Sugeng, hambatan yang sering ditemui oleh petugas pemadam kebakaran
dalam menjalankan tugasnya adalah kurangnya kesadaran dan peran serta dari
masyarakat. Seringkali petugas mengalami keterhambatan dalam mencapai lokasi
kebakaran karena ulah para sopir kendaraan yang tidak mau mengalah pada mobil
pemadam kebakaran. Padahal jika menilik aturan yang ada, mobil pemadam
kebakaran termasuk dalam golongan VVIP yang berhak memperoleh akses utama di
jalan raya.
Pengisi
Materi Kelas
Masyarakat
diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan upaya dini pemadaman, tidak
sepenuhnya menggantungkan diri kepada petugas pemadam kebakaran. Perambatan api
yang sangat cepat membutuhkan penanganan yang cepat pula, sedangkan markas
pemadam kebakaran sendiri terkadang lokasinya jauh dari lokasi kebakaran, maka
upaya dini masyarakat dapat menjadi solusi yang tepat.
Setelah
materi kelas selesai, rangkaian kegiatan selanjutnya adalah praktek simulasi
pemadaman kebakaran. Materi ini terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu
simulasi pemadaman menggunakan peralatan tradisional, pemadaman menggunakan
APAR (alat pemadam api ringan) dan pemadaman menggunakan hidran.Sebelum memulai
simulasi, terlebih dahulu disampaikan urutan langkah yang harus dilakukan oleh
peserta dalam melakukan pemadaman kebakaran mengunakan berbagai macam alat
tersebut
Simulasi
yang dilakukan pertama kali adalah simulasi pemadaman kebakaran menggunakan
peralatan tradisional, yaitu menggunakan karung goni yang telah dibasahi.
Metode ini merupakan metode pemadaman yang paling sederhana dan cukup berbahaya
karena pemadam harus berada sedekat mungkin dengan titik api. Kain goni yang
telah dibasahi ditutupkan pada objek yang terbakar sehingga objek tersebut akan
padam karena kehabisan oksigen yang merupakan elemen penting dalam reaksi
pembakaran. Hampir semua peserta mendapat kesempatan untuk mencoba simulasi
ini.
Kemudian,
simulasi yang selanjutnya adalah pemadaman kebakaran menggunakan APAR.
Penggunaan APAR relatif lebih mudah dan lebih aman. Dari jarak 3-5 meter,
pemadam menyemprotkan APAR ke material yang terbakar. Unsur kimia dari APAR
akan menghentikan reaksi pembakaran yang sedang berlangsung pada material
tersebut. Pada simulasi ini, hanya sebagian peserta yang mendapat kesempatan
untuk mencoba, karena APAR yang disediakan terbatas.
Simulasi
yang terakhir adalah pemadaman menggunakan hidran. Penggunaan hidran untuk
memadamkan kebakaran membutuhkan keahlian khusus dari petugasnya. Peralatan
yang digunakan pun lebih beragam dibandingkan dua metode sebelumnya. Secara
garis besar, metode ini memanfaatkan tenaga air untuk memadamkan api yang
menyala.
Kegiatan simulasi dan
pelatihan pemadaman kebakaran ini berakhir pada pukul 12.00 WIB. Semoga dengan
adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan petugas Puskesmas mahasiswa
bilamana mengalami peristiwa kebakaran di wilayah seitarnya, sehingga dapat
mencegah kemungkinan kerugian yang lebih besar.